Tahukah kalian bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki ragam bentang alam yang berbeda-beda? Lalu, tahukah kalian bahwa hal ini pun berpengaruh terhadap potensi sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing daerah? Salah satunya adalah Sulawesi Tengah dengan Kabupaten Banggai memiliki bentyang alam yang terdiri dari dataran tinggi, dataran rendah, dan beberapa daerahnya berbatasan langsung dengan lautan.
Di Kabupaten Banggai, musim panas biasanya lebih panjang dari musim dingin seperti hujan, berangin, dan umumnya berawan. Nah, umumnya musim panas ini menyengat sepanjang tahun dengan suhu yang biasanya bervariasi dari 24 C hingga 30 C dan jarang di bawah 23 C atau di atas 31 C. Kondisi inilah yang membuat Banggai mempunyai berbagai jenis hewan yang dapat hidup dan salah satunya adalah hewan endemic yang hanya ada di Sulawesi Tengah yaitu burung Maleo. Dengan nama inilah Macrocephalon Maleo, adalah burung endemic langka dari Sulawesi , Indonesia. Mereka dikenal karena ciri khasnya seperti bulu hitam, jambul keras di kepala, dan telur yang sangat besar dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Burung maleo lebih sering berjalan daripada terbang dan menggunakan panas bumi untuk menetaskan telurnya.
Mengenal Burung Maleo
Burung Maleo menjadi salah satu hewan endemic dari Indonesia. Oleh karena itu, keberadaan mereka sangatlah berharga, kita dapat menjumpai burung ini habitat aslinya di pulau Sulawesi, tapi tidak seluruh pulau Sulawesi dapat dijumpai maleo. Burung Maleo menghuni hutan-hutan di sana dan meraka juga menyukai tempat berpasir seperti di sekitar pantai atau di daerah yang memiliki sumber air panas alami. Kenapa seperti itu? Karena tempat-tempat ini sangat cocok untuk Maleo menetaskan telur-telurnya.
Burung Maleo memiliki postur tubuh seperti ayam, salah satu ciri yang mudah dikenal dari burung ini adalah sebuah mahkota yang merupakan jambul atau benjolan keras di kepalanya yang disebut dengan “kapseti”.
Jantan dan betina keduanya sama-sama memiliki jambul tersebut. Keduanya sama-sama memiliki jambul tersebut, jambul unik ini memiliki fungsi menakjubkan yang sangat penting, mereka menggunakannya untuk mengukur suhu saat Maleo menggali lubang untuk menaruh telur mereka. Burung ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara jantan dan betinanya, sehingga agak sulit membedakan keduanya. Akan tetapi, biasanya jantan berukuran sedikit lebih besar dan biasanya memiliki warna bulu dada lebih kemerahan disbanding betinanya. Sementara betina agak lebih pucat, namun tetap saja terkadang agak sulit membedakan keduanya, apalagi ketika Maleo sedang berjalan sendiri. Burung Maleo memiliki berat kurang lebih sekitar 3kg dengan panjang sekitar 50-55 cm. Kaki Maleo cukup kuat yang dirancang untuk menggali tanah saat bertelur.
Apakah Maleo bisa terbang? Tentu saja bisa. Namun kemampuan terbang mereka tidak terlalu baik dan akhirnya burung ini lebih suka berjalan kaki. Akan tetapi, hal itu tidak menjadi masalah, karena Maleo tidak perlu terbang tinggi-tinggi mereka sangat bergantung pada tanah. Maleo mencari makan denhan mengais-ngais tanah menggunakan kakinya, seperti layaknya ayam. Burung ini menyukai makanan seperti biji-bijian, buah-buahan, cacing, dan serangga.
Hal yang paling unik dari Maleo adalah cara mereka menetaskan telur dan saat telur itu menetas. Inilah salah satu hal yang paling dikenal dari burung Maleo. Saat bertelur, pasangan Maleo keduanya akan menggali lubang untuk meletakkan telurnya kemudian betina akan menaruh telurnya ke dalam lubang dan pasangan ini akan mengubur telur yang baru saja mereka taruh. Maleo tidak mengerami telurnya, meraka kan membiarkan telur itu dan saat menetas, anaknya akan dibiarkan hidup mandiri.
Burung Maleo sangat mengandalkan suhu panas bumi untuk menetaskan telurnya. Itulah sebabnya lokasi mereka bertelur biasanya disekitar pantai dan di dekat sumber air panas alami karena tanah di tempat tersebut memiliki suhu yang cocok untuk menetaskan telur mereka. Setelah telurnya berhasil dikubur, Maleo tidak langsung meninggalkan telurnya, mereka akan membuat beberapa lubang tipuan dengan mengorek-ngorek tanah di sekitar lubang utama. Lubang ini dibuat dengan tujuan untuk mengecoh predator. Kemudian pasangan Maleo ini akan meninggalkannya dan dibiarkan begitu saja. Walaupun ukuran mereka tidak beda jauh dengan ayam, tetapi ukuran telur Maleo, sekitar 4-5 kali lebih berat dibanding telur ayam. Telur ini cukup besar karena sangat penting untuk menyediakan nutrisi sebagai bekal anak Maleo yang ada di dalamnya.


:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3571062/original/037149900_1631598580-chicken-1719349_640.jpg)


